PENGERTIAN STRATEGI
Kata strategi bukanlah hal yang asing karena kata ini sering kali kita dengar bahkan juga kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian kita seringkali tidak memahami konsep dasar dari strategi itu sendiri. Sumber : Pearce dan Robinson (1997)
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “stratogos” yang berati jenderal militer dan gabungan kata stratos (tentara) dan ago (memimpin). Sehingga sering diartikan sebagai “seninya para jenderal”. Hal ini didasari pada saat itu seorang jenderal-lah yang seringkali menggunakan strategi dalam menyusun kekuatan dan menempatkan pasukanya dalam berperang dengan para musuhnya, sehingga musuh-musuhnya dapat dikalahkan.
Menurut Webster’s New Word Dictionary, strategi adalah “ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar, menggerakan pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh”. Sejarah perencanaan strategis dimulai didunia militer. Namun demikian, sasaran utama strategi bisnis maupun militer adalah sama yaitu “memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage). Dalam banyak hal, strategi bisnis mirip dengan strategi militer, mereka menggunakan kekuatan-kekuatanya dalam menggempur kelemahan lawan. Perbedaan mendasar antara strategis bisnis dan strategis militer adalah asumsi yang digunakannya, dimana strategis bisnis asumsinya adalah persaiangan sedangkan strategis militer asumsinya adalah konflik.
Jika kita implementasikan dalam kehidupan sekarang ini, maka strategi tidak semata-mata digunakan dalam istilah militer saja, melainkan juga dalam kehidupan organisasi di masyarakat. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan dalam suatu tim sepak bola, dimana pelatih mencoba menrancang strategi yang handal untuk memenangkan suatu pertandingan. Dalam hal ini seorang pelatih menganalisis kekuatan calon lawan dan kemudian mengukur dimana kekuatan dan kelemahan tim-nya sendiri. Dari hasil analisis tersebut disusunlah rancangan strategi agar dapat mengalahkan lawannya.
Dari gambaran ilustrasi diatas, terlihat bahwa strategi menggambarkan tindakan-tindakan yang dirancang secara sistematis melalui analisis internal maupun eksternal. Dengan demikian jelaslah bahwa strategi lebih luas daripada rencana. Secara tegas William F. Glueck dan Lawrence Jauch mengartikan strategi sebagai berikut :
“Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”
Dari pengertian tersebut ada beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan sebagaimana dikemukan oleh Saladin (2001), yaitu :
1. Adanya suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi juga jangka menengah dan jangka panjang.
2. Untuk menyusun suatu strategi, diperlukan analisis terhadap lingkungan, baik lingkunagn eksternal maupun internal, yaitu peluang dan ancaman/tantangan maupun kekuatan dan kelemahan organisasi.
3. Perlunya suatu keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tepat dan terarah guna mencapai tujuan organisasi.
4. Strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan sasaran dapat dicapai melalui langkah-langkah yang tepat.
Sementara itu Stoner (1992) memandang strategi dari dua perspektif yang berbeda. Dari perspektif pertama, strategi adalah program yang luas untuk mendifinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya”. Sementara dari perspektif kedua, “strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu”.
Pandangan lebih simple dikemukan oleh Fred R. David (2003) yang mengartikan Strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi merupakan rencana tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian maka strategi senantiasa berorientasi ke masa depan (future oriented).
John A. Pearce & Ricahrd B. Robinson (1997), mendefinisikan strategi sebagai rencana berskala besar dan berorinetasi ke masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Strategi mencerminkan “rencana main” suatu perusahaan meskipun rencana tersebut tidak merinci semua pemanfaatan SDM, keuangan, maupun sumber daya yang lain dimasa depan, namun demikian hal ini akan memberikan kerangka acuan untuk keputusan-keputusan manajerial.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang komprehensif dan terintegrasi yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan baik internal maupun eksternal dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Strategi merupakan bentuk kesadaran perusahaan dalam menghadapi persaiangan bisnis dengan memposisikan diri pada suatu kondisi sesuai dengan kemampuan internal maupun peluang serta ancaman yang mungkin dihadapinya. Kerangka berfikir strategi adalah masa depan yang penuh dengan ketidak pastian sehingga perlu suatu rencana yang benar-benar terpadu dan obyektif.
Gregory G. Dess dan Alex Miller (dalam Saladin, 2001) membagi strategi dalam dua bentuk, yaitu :
1. Intendded strategic (strategi yang dikehendaki)
Strategi yang dikehendaki terdiri dari 3 elemen, yaitu :
a. Goals (sasaran-sasaran)
Menunjukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Sasaran dapat dibagi kedalam 3 tingkatan, yaitu :
Ad.1. Visi (Vission)
Visi merupakan kerangka acuan dan perspektif sebagai satu kesatuan yang tercermin dalam kegiatan nyata.
Ad.2. Misi (Mission)
Merupakan batasan sasaran yang akan dicapai. Sehingga misi merupakan tugas dan prinsip pokok dalam mewujudkan visi.
Ad.3. Tujuan (Objectives)
Tujuan merupakan keadaan yang lebih spesifik yang ingin dicapai.
b. Kebijakan (Policies)
Merupakan garis pedoman untuk bertindak, bagaimana sebuah organisasi mencapai sasaran-sasaran tersebut.
c. Rencana (Plan)
Rencana merupakan pernyataan dari tindakan-tindakan organisasi terhadap apa yang diharapkan akan terjadi.
2. Realized strategic (Strategi yang direalisasikan)
Merupakan apa yang dicapai atau apa yang telah terwujudkan.
Ciri-Ciri Strategi
Robert H. Hayes dan Steven C. Wheekwright (dalam Stoner, 1992) mengindentifikasikan lima cirri utama strategi yang membedakanya dari jenis perencanaan umum, yaitu :
1. Wawasan waktu (time horizon)
Pada umumnya strategi digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang meliputi cakrawala waktu yang jauh di depan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga wakti yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak (Impact)
Walaupun hasil dengan mengikuti suatu startegi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu pendek, namun dampak akhirnya akan sangat berarti.
3. Pemusatan upaya (concentration of effort)
Sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit. Dengan memfokuskan perhatian pada kegiatan yang dipilih ini, secara implicit kita mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan lainya.
4. Pola keputusan (Pattern of Decisions)
Strategi yang dijalankan membutuhkan serangkaian keputusan yang harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mereka mengikuti suatu pola yang konsisten.
5. Peresapan (Pervasiveness)
Sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi. Oleh karenanya setiap tingkatan organisasi harus bertindak dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi.
Tingkatan Strategi
Hirarki (jenjang) pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
1. Strategi Tingkat Korporasi (Perusahaan)
Merupakan strategi di tingkat perusahaan yang merupakan tanggung jawa dari dewan direksi (board of directors) dan chief executive. Mereka bertanggungjawab atas kinerja keuangan perusahaan dan atas pencapaian tujuan-tujuan non-keuangan seperti : memperkuat citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab social perusahaan.
2. Strategi Tingkat Bisnis
Adalah strategi ditingkat divisi bisnis yang merupakan tanggung jawab dari manajer bisnis dan korporasi. Para manajer harus menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan di tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang kongkrit untuk masing-masing divisi usaha.
3. Strategi Tingkat Fungsional
Merupakan strategi ditingakt fungsional yang merupakan tanggung jawab dari manajer produk, wilayah maupun fungsional. Mereka menyusun sasaran tahunan dan strategi jangka pendek dibidang-bidang seperti produksi, riset dan pengembangan, keuangan, pemasaran, dan lainya. Tetapi tanggung jawab utama adalah mengimplematasikan rencana startegi perusahaan.
Secara visual ketiga tingkatakn strategi tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini :
Dari gambar diatas, maka strategi korporasi cenderung lebih berorientasi kepada nilai (value oriented), lebih konseptual, dan kurang kongkrit dibandingkan dengan strategi di tingkat bisnis dan fungsional.
Strategi fungsional mengimplementasikan strategi keseluruhan yang telah dirumuskan di tingkat korporasi dan bisnis. Strategi yang disusun menyangkut isu operasional yang berorientasi kepada tindakan dan relatif berlangka pendek serta beresiko rendah.
Strategi tingkat bisnis membantu menjembatani strategi ditingkat korporasi dan fungsional. Strategi tingkat bisnis umumnya menyangkut tentang lokasi pabrik, segmentasi pemasaran dan cakupan geografisnya, serta saluran distribusinya.
0 komentar:
Posting Komentar