Jumat, 11 Maret 2011

Perilaku Kelompok dan Pengembangan Tim

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah organisasi dapat memiliki 10 orang anggota, 15 orang, 100 orang, 1.000 orang, atau bahkan lebih. Keseuruhan anggota organisasi itu bekerja sama dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kemudian agar mereka dapat bekerja lebih efektif, biasanya keseluruhan anggota organisasi tersebut dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok kerja melalui proses pembagian kerja atau spesialisasi.
Kemudian kelompok-kelompok kerja tersebut dapat dimungkinkan dipecah kembali ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Selanjutnya, dikarenakan para anggota kelompok sering berinteraksi setiap hari dalam pelaksanaan tugasnya, sangat memungkinkan akan terbentuk kembali kelompok-kelompok persahabatan atau kelompok-kelompok dengan minat atau hobi yang sama.
Kelompok-kelompok dalam sebuah organisasi akan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan pencapain tujuan sebuah organisasi, trutama karena keefektifan kerja yang ditimbulkan oleh adanya kelompok-kelompk tersebut.
Hal tersebut merupakan sebagian kecil daripada perilaku kelompok yang terdapat di dalam sebuah organisasi, maka dari itu melalui makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai dinamika kelompok dan pengembangan tim khususnya di dalam sebuah organisasi yang akan sangat erat kaitannya dalam hal pencapaian tujuan sebuah organisasi.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan malakah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan kita, khususnya dalam memahami perilaku kelompok dan pengembangan tim dalam sebuah organisasi yang erat kaitannya dengan pencapaian tujuan sebuah organisasi.
2. Sebagai salah panduan dalam pelaksanaan proses diskusi kelompok untuk mata kuliah Perilaku Organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
PERILAKU KELOMPOK DAN PENGEMBANGAN TIM

2.1 Perilaku Kelompok
2.1.1 Definisi Kelompok
Adapun definisi kelompok yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Cartwright & Zander ( 1971 )
Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara.
2. Wekley dan Yulk ( 1977 )
Mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama.
3. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam suatu saling ketergantungan antara satu dengan yang lain serta berinteraksi secara langsung dalam pekerjaan sehari-hari dalam upaya pencapaian tujuan bersama.
Dari tiga pengertian di atas, maka dapat dsimpulkan bahwa pengertian kelompok tidak terlepas dari unsur-unsur berupa keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun ini tidak berlaku bagi sekumpulan individu yang tidak memenuhi unsur-unsur di atas, maka belumlah dikatakan sebagai kelompok misalnya penonton sepakbola yang menjadi sekumpulan individu namu mereka tidak saling mengenal dan tidak melakukan interaksi.
2.1.2 Jenis-Jenis Kelompok
Adapun suatu kelompok dapat diklasifikaikan ke dalam beberapa jenis, antara lain :
1. Kelompok Formal adalah sub unit sah dari organisasi yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar atau suatu ketetapan management. Jadi kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna mendukung tugas organisasi.
2. Kelompok Informal adalah kelompok yang muncul sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu dengan mengembangkan tata hubungan dengan anggota lain dalam organisasi. Kelompok informal hanya dapat terbentuk apabila lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja memungkinkan untuk terbentuknya kelompok. Oleh karena itu kelompok informal muncul dari kombinasi antara faktor-faktor formal dan kebutuhan manusia sebagai anggotanya.
3. Kelompok Komando
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.
4. Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama menyelesaikan tugas.
5. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
6. Kelompok Pershabatan
Kelompok persahabatan adalah persekutuan social yang sering dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.

2.1.3 Alasan Seseorang Tergabung Dalam Suatu Kelompok
1. Faktor Keamanan
Individu yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian. Merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
2. Faktor Status
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting, memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya.
3. Faktor harga diri
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan kejelasan status mereka bagi kelompok lain.
4. Faktor Afiliasi
Kelompok bisa memenuhi kebutuhan social anggotanya.
5. Faktor Kekuasaan
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam kelompok yang sulit diperoleh jika sendirian.
6. Faktor Pencapaian Sasaran
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
7. Tuntutan Pekerjaan atau Tugas
Dimana seseorang tergabung dalam suatu kelompok merupakan tuntutan dari pekerjaan yang dimilikinya khususnya dalam mempermudah pencapaian tujuan.

2.1.4 Fungsi Kelompok
Dalam sebuah organisasi, suatu kelompok memiliki fungsi tertentu, diantaranya fungsi kelompok menurut Edgar Schein antara lain :
1. Kelompok menjadi alat untuk melakukan tugas-tugas yang kompleks, dan tugas-tugas yang memerlukan saling ketergantungan antara dua orang atau lebih yang sukar dilakukan secara individu.
2. Kelompok menjadi alat untuk memunculkan ide-ide baru atau alat untuk menyelesaikan tugas secara kreatif.
3. Kelompok dapat menjadi alat koordinasi atau penghubung antara beberapa departemen yang bekerja di dalam kondisi saling saling ketergantungan.
4. Kelompok dapat merupakan suatu mekanisme pemecahan masalah yang membutuhkan pemrosesan berbagai informasi dan interaksi diantara anggota yang memiliki informasi berbeda.
5. Kelompok dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan keputusan yang kompleks.
6. Kelompok dapat digunakan sebagai alat sosialisasi pekerjaan dan pelatihan.

2.1.5 Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok merupakan sesuatu yang dinamis. Kemunculan suatu kelompok merupakan suatu proses yang di dalamnya terdiri dari tahapan-tahapan tertentu, diantaranya :
1. Tahap Pembentukan ( Forming )
Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menemukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
2. Tahap Keributan ( Storming )
Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam kelompok ( intragrup ). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
3. Tahap penormaan ( Norming )
Tahap penormaan adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
4. Tahap Pelaksanaan ( Performing )
Tahap pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan diterima baik. Energy kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu dengan yang lain menjadi pelaksana tugas yang ada.
5. Tahap Peristirahatan ( Adjourning )
Tahap peristirahatan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada kelompok sementara, dicirikan oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke kinerja petugas.

2.1.6 Efektivitas Kelompok
Tujuan utama dari pembentukan suatu kelompok adalah untuk memelihara dan meningkatkan potensi sumber daya manusiadalam mencapai tujuan kelompok pada khususnya dan pencapaian tujuan organisasi pada umumnya. Ini dilakukan melalui upaya penciptaan proses kelompok yang dapat menimbulkan sinergisme yang berartikeseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagian, dan melalui pemeliharaan berbagai aspek yang dapat menciptakan iklim ke arah peningkatan hasil kerja.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan efektif jika ditandai dengan adanya peningkatan hasil kerja dan tentunya dengan iklim kerja yang mendukung. Oleh karena itu menurut Schermerhorn, terdapat 8 ( delapan ) ciri suatu kelompok yang efektif, yaitu :
1. Para anggota kelompok saling tertarik dan loyal pada yang lain, termasuk kepada pimpinannya.
2. Para anggota kelompok dan pemimpin saling percaya dan jujur antara satu dan yang lain.
3. Nilai dan tujuan kelompok terintegrasi dengan nilai dan tujuan anggota kelompok tersebut.
4. Semua interaksi, aktivitas pemecahan masalah, pengambilan keputusan dari kelompok terjadi dalam suasana yang mendukung, saran-saran, komentar, ide, informasi, dan kritik bersifat membantu.
5. Kelompok memiliki keinginan yang besar untuk mengembangkan potensi anggotanya.
6. Kelompok memahami nilai konstruktif dari kepatuhan, dan mengetahui kapan menggunakannya dn untuk tujuan apa.
7. Terdapat motivasi yang kuatdari sebagian besar anggotanya untuk berkomunkasi secara jujur kepada kelompok tentang semua informasi yang sesuai dan bernilai untuk aktivitas kelompok.
8. Anggota merasa pasti mengambil keputusan yang kelihatannya sesuai dengan mereka.
2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Kelompok
Efektivitas suatu kelompok akan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat terkait dengannya. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan ke dalam 3 ( tiga ) kategori, yaitu :
1. Faktor Anggota Kelompok ( Competency Factor )
Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kepribadian.
2. Faktor Dinamika ( Dinamic Factor )
Struktur kelompok, norma kelompok, kepemimpinan, ukuran kelompok, dan komposisi anggota.
3. Faktor Lingkungan ( External Factor )
Strategi, sistem otoritas formal, peralatan, sistem penggajian, sistem penilaian, rancangan tempat kerja, dan jenis pekerjaan.
Untuk dapat menggambarkan lebih jelas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas suatu kelompok, dapat dilihat pada bagan berikut :

2.1.8 Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok
Dalam pemecahan masalah dalam kelompok, melibatkan semua anggota kelompok, dan yang memegang peranan yang paling tinggi adalah pemimpin kelompok yang mana ia harus dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif serta mempertimbangkan sebaik mungkin keputusan yang telah ditetapkan. Namun, tidak semua kelompok pemecahan masalahnya ditentukan oleh pemimpin kelompok, tetapi sumbang saran oleh berbagai anggota kelompok juga salah satu usaha dalam pemecahan masalah dalam kelompok. Misalnya dalam penentuan slogan pada produk baru, maka seluruh anggota diinsruksikan untuk menuangkan ide-ide kreatifnya serta usulan-usulan sebanyak mungkin.

2.2 Pengembangan Tim
Dalam bidang perilaku organisasional, definisi team yang berterima umum adalah sejumlah kecil orang yang memiliki keahlian yang saling melengkapi, yang punya komitmen pada tujuan yang sama, dan melakukan pekerjaan dengan saling bergantung satu dengan yang lain dan bertanggungjawab (Katzenbach and Smith 1999).
Sedangkan Greenberg (1996) mendefinisikan tim sebagai kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal dan memiliki pola hubungan yang tetap/tidak berubah yang berbagi tujuan bersama dan memposisikan diri mereka sendiri sebagai sebuah kelompok. Dari definisi diatas, kita dapat melihat bahwa kedua definisi tersebut sangat mirip. Untuk memperjelas perbedaan antara teams dengan groups, Katzenbach dan Smith, 1999 mengidentifikasi 3 karakteristik utama sebuah team, yaitu:
1. Komitmen
Katzenbach (1999) menjelaskan bahwa team bukan hanya sebuah kelompok yang bekerja bersama, akan tetapi suatu teams bergantung pada sinergi anggotanya yang secara kolektif menghasilkan sebuah hasil akhir yang bukan hanya sekedar penggabungan sederhana dari bagian-bagian pekerjaan individual. Oleh karena itu, team memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik yang bergantung pada usaha kolektif para anggota team untuk mencapai sukses. Untuk mencapai tujuan ini, anggota team harus belajar untuk saling percaya. Sedangkan group tidak membutuhkan sinergi untuk mencapai tujuan bersama, anggota group seringkali bekerja secara individu lalu kemudian menggabungkan pekerjaan mereka untuk membentuk hasil akhir. Dalam group, unsur kepercayaan bukanlah hal yang penting.
2. Akuntabilitas / dapat dipertanggungjawabkan, dan
Anggota team saling bertanggungjawab untuk mencapai hasil akhir yang berkualitas. Semua anggota team memiliki komitmen pada hasil yang dicapai dan memberikan rasa tanggungjawab pribadi kepada hasil akhir. Disini, unsur kepercayaan sangat penting diantara anggota team, mereka percaya bahwa anggota yang lain akan bekerja secara bersungguh-sungguh dan berkerjasama mencapai tujuan. Sebaliknya, anggota group hanya bertanggungjawab pada sebagian tugas yang menjadi bagian mereka, sepanjang mereka percaya bahwa mereka telah melakukan bagian mereka dengan baik, maka mereka tidak merasa perlu bertanggungjawab jika hasil akhir mereka kurang baik.
3. Keahlian.
Sebuah team terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dan kompetensi yang saling melengkapi dan menjadikannya sebagai sebuah team yang berbakat, sedangkan anggota group memiliki tingkat keahlian yang relatif sama pada tugas yang akan dikerjakan. Istilah group mengacu pada orang-orang yang punya kepentingan yang sama dalam satu area fungsional. Contoh pada profesi akuntansi, sebuat audit team berdasarkan hirarkinya, terdiri dari: staf auditor, senior, manager dan partner audit, tiap bagian memiliki level keahlian dan kompetensi yang berbeda.

2.2.1 Jenis-Jenis Tim
Robbins (1997) membagi team ke dalam tiga kategori, yaitu
1. Problem Solving Team
Merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam upaya memperbaiki produktivitas suatu organisasi. Pada problem solving team, ciri-cirinya adalah individu-individu berada pada level yang sama dalam organisasi, melakukan curah pendapat dan bekerja bersama memberikan solusi pada masalah yang khusus dan tidak ada kebebasan penuh untuk merealisasikan saran-saran mereka
2. Self Managed Work Team
Pada self managed work team, tidak ada lagi model atasan bawahan, akan tetapi berganti dengan model pemberian saran dan pengimplementasian solusi dari para anggotanya.
3. Cross Functional Team
Merupakan sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Pada cross functional team terdiri dari individu-individu yang membawa keahlian-keahlian khusus, talenta dan latar belakang yang berbeda ke dalam sebuah team.
2.2.2 Aspek-Aspek dalam Pengembangan Tim yang Efektif
1. Ukuran tim
Biasanya semakin besar ukuran tim maka efektivitasnya akan berkurang, oleh karena itu sebuah tim harus diusahakan dalam jumlah yang kecil guna mencapai titik optimal.
2. Kemampuan anggota
3. Sumber daya yang diperlukan
4. Pembagian peran dan hetereogenitas
5. Komitmen anggota pada tujuan
6. Sasaran yang spesifik
7. Sistem penilaian kinerja
8. Saling percaya antar sesama anggota tim
9. Pertemuan secara teratur
10. Pelatihan
11. Penghargaan

2.2.3 Tantangan Pengembangan Tim
Pengembangan tim mungkin tidak mudah apabila anggota memiliki nilai-nilai individualistis yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan tim dalam sebuah organisasi harus dilakukan melalui seleksi pegawai, pelatihan untuk peningkatan skill, mengubah sikap sehingga menjadi positif terhadap keberadaan tim, dan penilaian kinerja.
Hal-hal tersebut di ataslah yang menjadi tantangan bagi suatu organisasi dalam upaya mengembangkan tim agar dapat menjadi tim yang solid dan efektif. Jika perusahaan mampu melakukan hal-hal tersebut dengan baik, maka akan tercipta suatu tim yang solid dan efektif yang dapat bekerja dengan optimal dan tentunya akan dapat mewujudkan tujuan organisasi secara efektif pula.
BAB III
KESIMPULAN

Kelompok merupakan aspek prnting bagi suatu organisasi dan juga anggotanya. Fungsi kelompok bagi sebuah organisasi menuntut tingkat keefektivitasan kelompok yang sangat tinggi dalam pencapaian tujuan organisasi. Suatu kelompok dapat dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menimbulkan peningkatan sinergi yang positif. Sebuah kelompok pun akan sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suatu organisasi yang kelak akan menentukan tercapainya tujuan organisasi.
Tim merupakan sebuah kelompok kecil. Tapi tidak semua kelompok dapat dikatakan sebagai tim, karena tim memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pengembangan tim tantangan utamanya adalah ketika di dalam organisasi tersebut sudah berkembang penilaian individual dan adanya sistem nilai yang menjunjung tinggi hak-hak individu.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. 1997.Essentials of Organizational Behavior. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. ( Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia )
Tua Effendi, Marihot.2006. Perilaku Organisasi. Bandung : Unpar Press.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Sumber lain :
http://ichwanmuis.com/?p=1001

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons