Minggu, 13 November 2011

Jangankan Siswa, Guru Juga Mencontek

Pantaskah seorang guru yang notabene ketika di kelas mengajarkan murid agar tidak curang ketika ujian bla bla bla... tetapi tidak dia terapkan dalam kehidupannya sendiri??


hoy...hoy...

udeg dahc..... mana jawabannya..???

Kerja sama atau Gotong royong tu baek... kekeeekkkkkk

dah dapet merah tuhc....

S2 chuy.....


Guru nyontek sebelah, Murid nyontek sekelas....
hahahahahahaha.....

Kamis, 28 April 2011

Kisah Perjuangan Hidup Anak Pembuat Batubata

Jono, seorang bocah pinggiran kota yang rela melepas 'dunianya' untuk membantu orangtua. Setiap hari jono membantu mengankut dan menjemur batubata. ya...pekerjaan orangtua jono hanyalah pengrajin batubata kecil.anak sekecil jono terpaksa mengerjakan pekerjaan orang dewasa, tidak disuruh...tapi ia tak tega melihat ayahnya bekerja sendirian. jono selalu terlihat riang ketika membantu ayah. tapi, kita tidak tahu apakah jono benar-benar periang, ataukah jono menyembunyikan rasa sedihnya agar ayah dan ibu tidak ikut sedih...

Jono si kecil yang tak tega melihat ayahnya bekerja sendiri ikut membantu menyusun dan memindahkan bata. mirisnya, pekerjaan ini tidak dilakukan di hari libur, jono ternyata tak bersekolah. orangtua jono tak sanggup membiayai jono agar tetap duduk di bangku sekolah.
Jono terpaksa membantu orang tuanya di saat teman sebaya nya mengenyam pendidikan di sekolah. disaat teman sebayanya bercanda bersenang-senang menikmati masa kanak-kanak Kalau saja di negara kita tidak ada yang korupsi, mungkin Jono masih bisa bersekolah.


















Foto & Article By : Hajar Wisnu Dwiputra - Palu, Sulawesi Tengah

Kisah Para Pengejar Ilmu Dari Desa Romang Tangaya




Kisah ini dimulai dari Dermaga tua yang rusak dantidak terpakai lagi, dimana anak-anak dari kampung Romang Tangaya yang mengejar ilmu dengan perjuangan yang sangat berat demi sebuah cita-cita yang kelak bisa dia banggakan untuk kedua orang tua mereka, Jumat (11/02/2011), Pukul 06.41 WIT.
 
 
Suasana Kampung Romang Tangaya Ketika Pagi Hari Dari Kampung Seberang (Desa Kajenjeng, Jumat (11/02/2011), Pukul 06.41 WIT.
 
 
Jumat (11/02/2011), Pukul 06.52 WIT, Beberapa anak desa Romang Tangaya Mulai berangkat ke sekolah di desa seberang, yaitu desa Kajenjeng, Dengan menggunanakan perahu kecil, yg biasa di pakai untuk menangkap ikan.
 
 
Pukul 06.54 WIT, Mereka sudah berada di tengah-tengah danau yang tentunya tidak aman buat mereka, Hermiawati (10), Siswa SD Inpres Kanjenjeng, mengayuh Perahunya terus menerus, agar segera tiba di sekolah dengan tepat waktu.
 
 
Pukul 06.56 WIT, semakin lama, Semakain banyak anak-anak dari Desa Romang Tangaya mulai juga mengayuh perahunya Dengan sebuah bambu untuk menjalankan perahu, Menuju sekolah SD Inpres Kajenjeng.
 
 
Pukul 06.58 WIT, Di perahu yg berbeda, mereka berjuang terus-menerus dengan menaguh perahu tersebut demi mengejar ilmu, buat bekal di masa depan, Dan ini mereka lakukan setiap harinya, karena fasilitas jalan menuju desanya tidak pernah ada, Mungkin pemerintah Bangga punya daerah yg terisolir oleh air ketika musim hujan tiba dan akan terkepung lumpur ketika musim kemarau datang, Sungguh pilihan yang penuh dengan perjuangan.
 
 
Jumat (11/02/2011), Pukul 07.23 WIT, Semakin Ramai oleh perahu-perahu anak-anak desa Romang Tangaya untuk ke sekolah.
 
 
Pukul 07.25 WIT, Mereka sudah hampir tiba, Tapi sayang, dermaga yg seharusnya di gunakan untuk menyandakan perahunya sudah rusak dan tidak pernah di perbaiki oleh pemerintah, Sungguh miris, Takkala pemerintah tidak kunjung juga membuat solusi dengan membangun jalan atau jembatan untuk desa yg konon sudah puluhan tahun seperti ini.
 
 
Pukul 07.28 WIT, Sungguh Sedih Melihat sebagian anak negeri ini tidak bisa merasakan nikmatnya kesekolah dengan kendaraan yang ber-AC dan cepat dan sebagian lagi ada yang menikmati kekayaan negeri ini, apakan mungkin pernah terbesit di benak anak-anak Desa Romang Tangaya bahwa pemimpin negeri mereka tidak adil terhadap mereka !!!
 
 
Pukul 07.31 WIT, walau mereka mendapat kesusahan dalam mengejar Ilmu, mereka tetaplah anak-anak yg selalu bermain dan ceria, walau letih mengayuh perahunya selama kurang lebih setengah jam.
 
 
Pukul 07.33 WIT, Ketika mau tiba di Desa kajenjeng, mereka terhalang lagi oleh tanaman Enceng Gondok dan membuat mereka haru menyingkirkan tanaman tersebut agarr perahu meraka bisa melintas.
 
 
Pukul 07.37 WIT Mereka pun tiba di Desa Kajenjeng dan bersiap-siap masuk kesekolah bersama-sama.
 
 
Pukul 07.41 WIT, Waktunya masuk ke sekolah dan belajar, seorang warga yg berumur 50 tahun mengatakan sejak kecil keadaan ini sudah seperti ini dan apa jadinya ketika Hermiawati yang berumur 1o tahun di 40 tahun kedepan, apakah keadaan ini masih sama dengan sekarang atau sudah berubah....semoga saja Desa Romang Tangaya tidak membutuhkan 100 tahun lagi utnung mendapatkan jalanan atau jemabatan yg layak untuk kehidupan mereka yang leih baik.
 
 
 
Kisah Perjuangan Anak-Anak Bangsa Demi Mengejar Ilmu Dan Cita-Citanya Dan Berharap Mereka Bisa Lebih Baik Dari Hari Kemarin.....
 

Inilah Pengabdian Tulus Dari Seorang Guru Yang Lumpuh

Sungguh menyentuh hati melihat seorang guru teladan ini, tidak seperti guru yang selalu menyiksa murid. Hingga keluar pepatah 'Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari'..








 

Rabu, 27 April 2011

Kisah Seorang Guru Yang Menjadi Pelacur dan Tewas Demi Anak Didiknya

Tinggal di desa kecil di propinsi Gan Shu. Awalnya dia bukan pelacur. Setiap penduduk di desa tersebut tidak mengerti kenapa seorang gadis secantik Xia yang mempunya paras tubuh yang indah dan rupa yang menawan tidak melakukan seperti gadis-gadis lainnya.



Karena Xia menolak akan hal ini, ayah nya Xia selalu menghukum dia.Suatu hari Xia mendengar bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru Xia langsung dengan sukarela menjadi seorang guru dengan tanpa imbalan.


Pas hari pertama Xia masuk ke sekolah menjadi seorang guru, setiap murid kaget dan terpukau akan kecantikan guru baru mereka Sejak saat itu Kelas selalu menjadi penuh dengan canda tawa setiap murid.

Kelas mereka lebih layak untuk di sebut sebagai tempat penampungan daripada bangku bangku sekolah yang normal. Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Xia mengajarkan beribu ribu kata kata chinese dan pengetahuan laennya kepada murid murid nya Suatu hari
badai besar menghancurkan kelas mereka semua murid tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk merundingkan hal tersebut dengan walikota yang mengurus budget bagian pendidikan agar memberikan sumbangan uang utk membetulkan sekolah mereka akan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong.


Kepala sekolah mengatakan kepada Xia bahwa walikota akan memberikan uang kalo hanya Xia yang datang kepada dia dan meminta uang kepadanya secara personal, Xia yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah nya dan tidak pernah bertemu dengan walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk berangkat dari rumah untuk mengunjungi sang walikota. Sebelumnya Xia kwatir kalo kunjungan dia akan mengacaukan suasana, akan tetapi dia tetep memutuskan pergi demi murid murid nya.


Xia berjalan lebih dari 10 kilo untuk ke kantor sang walikota setelah sampai, Xia duduk di depan kantor yang bagus di ruangan sang walikota. Setiba nya di kantor, sang walikota menyambut kedatangan Xia dengan sepasang mata pemburu yang haus akan Xia dan mununjukan tangannya ke sebuah ruangan dan mengatakan “Uang kamu ada di kamar tersebut… kalau kamu mau, kamu ikuti aku” Xia melihat sebuah ruangan dengan ranjang yang besar, ranjang tersebut lah yang telah merenggut keperawanan Xia, Sang walikota telah memperkosa Xia.

Darah segar dari keperawannan nya telah meninggalkan bekas dan jejak di sprei darah merah tersebut menjadi lebih merah daripada warna bendera national China. Xia tidak menangis sedikit pun yang ada di pikiran nya adalah berpuluh puluh mata murid murid nya yang akan kecewa kalo tidak ada kelas buat mereka belajar.


Setelah itu Xia bergegas balik ke rumah yang gelap dan tidak memberi tahu kepada seorang pun tentang kejadian tersebut. Hari berikutnya, para penduduk membeli kayu dan membetulkan kondisi kelas. Akan tetapi kala ada hujan yang deras, kelas tersebut tetap tidak bisa di gunakan. Xia mengatakan kepada murid muridnya bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang bagus buat mereka. Dalam kurang lebih 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10x akan tetapi tetep tidak diberikan dana yang dijanjikan kepada mereka. Hanya walikota lah yang tau apa yang telah terjadi pada Xia akan tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang itu.


Pada saat semester baru berganti, banyak murid yang tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena biaya dan mereka harus membantu orang tua nya untuk bekerja… Jumlah murid nya berkurang dan bekurang. Xia sangat sedih akan kondisi seperti itu. Ketika Xia mengetahui bahwa harapan murid muridnya telah hilang bagaikan asap. Dia lalu kembali ke kamarnya. Xia membuka bajunya, dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin.

Xia bersumpah akan memakai tubuhnya yang indah untuk mewujudkan impian dari murid muridnya untuk bisa kembali sekolah… Xia tau semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mencari uang dan itu cara yang gampang untuk dia untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapakan selamat tingal kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah…


Dia mengikat rambut nya dengan kuncir dua dan berjalan menuju kota. Ketika dia berangkat ke kota, ayahnya tersenyum bangga akan tetapi kepala sekolah menangis sedih akan pilihan yang Xia lakukan….Di dalam glamor kehidupan kota, Xia tidak senang sama sekali dia menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada sebuah kelas yang hancur dan keprihatian dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid muridnya…. Xia masuk ke buat salon, berbaring di ranjang yang kotor dan menderita kerja kotor yang kedua di dunia percabulan… Malam itu di dalam diary nya Xia menulis “Sang walikota tidak bisa di bandingakan dengan tamu pertama nya lebih parah dan lebih kejam akan tetapi paling tidak tamu nya telah membayar dan memberi uang”


Xia mengirimkan semua uang penghasilannya kepada kepala sekolah dengan mengirit irit biaya untuk hidup nya dengan harapan bisa mengirim lebih banyak lagi ke kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerima uang tersebut dan mengikuti untuk menggunakan uang utk membangun sekolah… Ketika setiap orang yang menanyakan sumber uang tersebut, sang kepala sekolah hanya menjawab bahwa di dapat dari donasi dari organisasi social.

Akan tetapi seiring waktu, penduduk mengetahui bahwa sumber dana dari seorang mantan guru yang bernama Xia. Banyak reporters yang ingin meliputi berita ini akan tetapi di tolak oleh Xia dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.Dengan uang tersebut, sekolah telah berubah drastis…Bulan pertama, ada papan tulis baru…Bulan ke dua, ada bangku kayu dan bangku…Bulan ke tiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunya dasi masing masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.


Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah Xia disambut dengan gembira dan para murid menyapa”Guru, kamu telah kembali guru, kamu cantik sekali”Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Xia tidak berkuasa untuk menangis,Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskan nya dan berapa banyak derita, keluh kesan dan kisah sedih yang dia lalui dalam 6 bulan, Xia merasakan semua kisah sedih dan penderitannya itu sangat seimbang dan pantas untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang Xia lihat saat itu.

Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket…pada bulan ke sembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunya bendera nasional sendiri, setiap murid bisa menaikan bendera setiap hari nya.


Hingga suatu waktu Xia dikenalkan kepada seorang businessman. Sang pengusaha luar asing bersedia membayar 3000 rmb buat satu malam. Dengan pikiran yang lelah yang telah dia lalui bbrp tahun lalu, Xia dengan lelah menuju hotel sang pengusaha asing. Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang terakhir bagi dia dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama sama murid muridnya di sekolah. Akan tetapi nasib berkata lain sungguh tragis telah terjadi malam itu dimana Xia bersumpah untuk terakhir kali nya, Xia di diperkosa dan di siksa hingga terbunuh oleh 3 pengusaha asing tersebut.

Xia baru saja bertambah umur nya menjadi umur 21 tahun. Xia saat itu juga meninggal tanpa mencapai keinginan yang terakhir, yaitu untuk membangun satu kelas bagus dengan 2 komputer yang bisa digunakan oleh murid murid.


Seorang pelacur telah meninggal dunia… keheningan yang di penuhi air mata. Saat itu langit kota ShenZen masih berwarna biru seperti lautan. Para murid2, guru2 dan beberapa ratus penduduk menghadiri acara pemakaman Xia di desa kecil bernama “GanShu” Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto hitam putih dari Xia dalam foto itu Xia mengikat rambut nya 2 dengan senyuman bahagia… Kepala sekolah membuka diary Xia dan membacakanya di depan para murid murid nya dan Xia menulis “Sekali melacur, bisa membantu satu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali menjadi wanita simpanan, bisa membangun sebuah sekolah yang telah hilang harapan. Bendera setengah tiang dikibarkan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons